![]() |
Ilustrasi |
SERANG, (KB).- Pengurus
Kordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi
Banten menilai kepercayaan masyarakat Banten terhadap Partai Politik rendah.
Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa
beberapa waktu lalu.
Ketua Bidang Eksternal
PMII Provinsi Banten, Ahmad Solahudin mengatakan menurunnya kepercayaan
masyarakat disebabkan oleh banyaknya
fungsionaris partai yang terjerat kasus hukum. Menurutnya, di mata masyarakat
kasus hukum selalu menjadi patokan apakah partai itu bisa melahirkan pemimpin
daerah yang baik atau tidak.
“Pada kasus suap Bank Banten
misalnya, kasus yang dilakukan oleh sejumlah pengurus partai itu menyebabkan
hilangnya kepercayaan masyarakat meski hanya beberapa persen. Selain itu,
parpol juga dinilai tidak menjalankan fungsinya karena 75 persen parpol tidak
menjalankan penyuluhan mengenai demokrasi, pemerintahan dan pemilu. Kemudian
sekitar 75 persen juga parpol tidak menyampaikan visi, misi dan program kerja
partai. Lalu 80 persen parpol tidak melakukan kegiatan kaderasi dan perekrutan
anggota baru,” kata
Solahudin saat menjadi pembicara pada Diskusi dan Saresehan Kader PMII IAIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten di Ciceri Kota Serang, Sabtu (11/9/2016).
Ia menuturkan, politisi
di Banten juga tidak melakukan kunjungan ke daerah pemilihan secara berkala
sehingga menambah penilaian yang buruk untuk politisi partai tersebut.
Menurutnya, hal itu tidak sebatas pengamatan, namun, berdasarkan investigasi
dan survei yang dilakukan oleh pengurusnya.
Menurutnya, PMII sengaja
melakukan penelitian tersebut untuk ditindak lanjuti dan sebagai pembelajaran
bagi kadernya mengingat banyak alumni PMII yang terjun ke partai politik. “Tahun 2014 saja 7 elit salah satu partai di
Indonesia terkena kasus korupsi, bagaimana masyarakat mau percaya jika selalu
disuguhkan dengan keburukan partai bukan prestasi,”tuturnya.
Berdasarkan Survei Saiful
Mujani Research and Consulting (SMRC) Januari 2016 lalu, DPR dan partai politik
menempati posisi paling bawah dalam kategori kepercayaan terhadap lembaga
negara. DPR memperoleh persentase sebanyak 58,4 persen, sementara parpol 52,9
persen.
Menurut Solahudin, hasil
tersebut tidak begitu mengejutkan karena di Amerika Serikat tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap partai politik juga rendah. "Kan parpol yang dalam
pemilu berhadapan pada masyarakat, mereka yang paling banyak memberikan janji.
Sekarang janjinya tidak bisa dipenuhi," ujarnya.
Ia menilai, ketidakpuasan
menjadi banyak akibatnya parpol menjadi lembaga yang dekat dengan masyarakat namun,
sangat terlihat bobroknya. “Saya berharap,
partai segera memperbaiki diri, jika ingin dipilih kembali oleh masyarakat,” ujarnya.
0 komentar:
Post a Comment