![]() |
Ilustrasi |
SERANG, (KB).- Perombakan kabinet Presiden Jokowi jilid II menjadi perhatian Gubernur Banten Rano Karno. Terutama digantinya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN&RB) dari Yuddy Chrisnandi kepada Asman Abnur. Hal tersebut menyangkut kepastian nasib tenaga honorer kategori 1 (K1) pemprov.
"Dengan adanya reshuffle ini, kami akan membuat surat ke Menpan&RB tentang K1. Saya minta dijadwalkan untuk ketemu dengan Menpan," kata Rano, Rabu (27/7/2016).
Keinginan Rano bertemu Menpan baru cukup beralasan. Sebab, Menpan sebelumnya, Yuddy Chrisnandi pernah menjanjikan pengangkatan sisa tenaga honorer K1 Provinsi Banten yang berjumlah 359 orang. Kala itu, Yuddy juga meminta Rano untuk menemuinya untuk sama-sama menyelesaikan persoalan honorer K1.
"Ya, waktu itu kan katanya mau menyelesaikan K1. Saya diminta ketemu. Waktu itu beliau ke sini katanya gubernurnya enggak ada, ya gimane kite kan lagi umroh," tuturnya.
Menurutnya, sikap Pemprov Banten jelas dalam ha ini honorer K1 tersebut harus diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) karena semua kelengkapan dokumen sudah terpenuhi.
"Harus diangkat, kan dokumen sudah segala macam. Ditambah lagi formasi pegawai kita juga kan masih kurang. Sekarang ada 4.600, seharusnya 7.000 orang. Setiap tahun dianggarkan (penerimaan CPNS), kan sayang jadi Silpa. Harus ada kepastian dari pusat," ujarnya.
Sementara Sekda Banten Ranta Soeharta mengatakan, pada Rabu (27/7/2016), sebenarnya perwakilan honorer K1 menyambangi kantor Kemenpan pada pagi hari. Namun, Presiden Jokowi mengumumkan reshuffle kabinet pada siang harinya.
"Anak-anak TKS kan pagi ke sana (Kemenpan), cuma siangnya jam 2 kan dicopot," ucapnya.
0 komentar:
Post a Comment