Kilas Berita

Disperindag Sebut 95 persen Industri Sedot Air Tanah

 Ilustrasi
TANGERANG - Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Disperindag Kabupaten Tangerang, Ujang Sudiartono mengaku, telah melakukan pendataan dan 95 persen dari sekitar 4.000 pabrik di wilayah tersebut menyedot air tanah.

Ujang mengatakan, dari hasil pendataan diketahui ada satu pabrik yang menyedot air tanah setiap bulan mencapai 3.000 meter kubik.Untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya menyarankan pabrik menggunakan air dari PDAM setempat atau melalui pembelian air curah menggunakan truk tangki.

Ujang mengatakan, bila dibiarkan terus menerus dikhawatirkan 10 tahun mendatang air tanah di wilayah ini akan habis.Dinas Perindustrian dan Perdagangan, memperkirakan sekitar 30 persen air tanah dalam kondisi rusak karena pengambilan air tanah oleh industri dengan skala besar.

Kepala Disperindag Pemkab Tangerang Jarnaji mengatakan, kondisi air tanah yang rusak tersebut berada di Kecamatan Cikupa, Pasar Kemis, Balaraja, Curug, dan Kosambi.ia mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi dan memanggil sejumlah pengusaha yang menyedot air tanah untuk kebutuhan industri supaya mengurus perizinan.

Menurut Jarnaji, pengambilan air tanah secara besar-besaran menyebabkan peningkatan resapan air laut ke daratan, yang dapat menyebabkan permukaan tanah menjadi turun serta berdampak terhadap longsor dan ambles.

Sementara itu, pegiat lingkungan Wahana Hijau Fortuna (WHF) mendesak Pemkab Tangerang memperketat izin pemanfaatan air tanah oleh industri karena berdampak terhadap krisis air bersih di wilayah ini.

Direktur Eksekutif WHF Romly Revolvere mengatakan, sumber utama air bersih yakni Sungai Cisadane telah mengalami pencemaran sehingga perlu upaya pengawasan dari instansi terkait.

Bila izin pemanfaatkan tidak diberlakukan karena memang ada peraturan yang mengikat, pemilik pabrik secara semena-mena menyedot air tanah, ujar Romly.

Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Disperindag Kabupaten Tangerang, Ujang Sudiartono mengaku, telah melakukan pendataan dan 95 persen dari sekitar 4.000 pabrik di wilayah tersebut menyedot air tanah.

Ujang mengatakan, dari hasil pendataan diketahui ada satu pabrik yang menyedot air tanah setiap bulan mencapai 3.000 meter kubik. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya menyarankan pabrik menggunakan air dari PDAM setempat atau melalui pembelian air curah menggunakan truk tangki. Ujang mengatakan, bila dibiarkan terus menerus dikhawatirkan 10 tahun mendatang air tanah di wilayah ini akan habis.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, memperkirakan sekitar 30 persen air tanah dalam kondisi rusak karena pengambilan air tanah oleh industri dengan skala besar.

Kepala Disperindag Pemkab Tangerang Jarnaji mengatakan, kondisi air tanah yang rusak tersebut berada di Kecamatan Cikupa, Pasar Kemis, Balaraja, Curug, dan Kosambi.

Ia mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi dan memanggil sejumlah pengusaha yang menyedot air tanah untuk kebutuhan industri supaya mengurus perizinan.

Menurut Jarnaji, pengambilan air tanah secara besar-besaran menyebabkan peningkatan resapan air laut ke daratan, yang dapat menyebabkan permukaan tanah menjadi turun serta berdampak terhadap longsor dan ambles.
Sementara itu, pegiat lingkungan Wahana Hijau Fortuna (WHF) mendesak Pemkab Tangerang memperketat izin pemanfaatan air tanah oleh industri karena berdampak terhadap krisis air bersih di wilayah ini.


Direktur Eksekutif WHF Romly Revolvere mengatakan, sumber utama air bersih yakni Sungai Cisadane telah mengalami pencemaran sehingga perlu upaya pengawasan dari instansi terkait. Bila izin pemanfaatkan tidak diberlakukan karena memang ada peraturan yang mengikat, pemilik pabrik secara semena-mena menyedot air tanah, ujar Romly. 
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Disperindag Sebut 95 persen Industri Sedot Air Tanah Rating: 5 Reviewed By: Unknown